Keepala Desa Menolak Konfirmasi Wartawan Dengan Sikap Tidak Etis
Lebak – Banten, Kamis (30/1/2025)
Sangat disayangkan, seorang kepala Desa yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat justru menunjukkan sikap kurang bijak saat dimintai konfirmasi oleh awak media. Insiden ini terjadi ketika wartawan komfirmasi lewat Whatsap, dengan itikad baik untuk menanyakan terkait prihal jembatan gantung yang sudah amruk yang tepanya di Kampung Lewiawi Desa Parakanbeusi Kecamatan Bojongmanik Kabupaten Lebak,Banten yang memicu pertanyaan.
Saat dimintai keterangan, Kepala Desa justru memberikan tanggapan yang terkesan emosional dan tidak profesional. Berikut adalah pernyataan kepala desa kepada wartawan:
” Nu jelas eta eweh pagawean nu nyien beritana
(yang jelas itu tidak ada kerjaan yang bikin beritanya), Emag ikals rido masrakat bikin jembatan sebelum di biayainya pemerinth
Orag mediana bae tenyaho
(orang medianya ajah tidak tau) Sejauh mana eta jembatan (sejauh mana itu jembatan gantung ),
iya butuh tapi kan kalu belum ada agaran mau gimana lagi ucapnya Pulung Selaku Kepala Desa,
Pernyataan tersebut menuai kritik karena dinilai tidak relevan dan menjurus pada tuduhan personal terhadap wartawan yang hadir. Menurut keterangan salah satu wartawan, tuduhan bahwa dirinya sering bolak-balik ke rumah kepala desa tersebut tidak benar dan justru menyudutkan profesinya. Wartawan bersangkutan menegaskan bahwa tujuan kedatangannya adalah untuk meminta klarifikasi secara profesional, bukan untuk urusan pribadi seperti yang disinggung oleh Kepala Desa Parakanbeusi.
Sikap Kepala Desa yang enggan memberikan penjelasan terkait jembatan gantung yang sudah di bagunan secara Swadaya patungan masyarakat ini tentu menjadi sorotan. Sebagai pejabat publik, kepala desa seharusnya bersedia memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada masyarakat melalui media. Penolakan dan sikap defensif seperti ini justru dapat memicu spekulasi negatif, menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat, dan merusak citra kepemimpinannya.
Hal ini menjadi pengingat pentingnya integritas, keterbukaan, dan profesionalisme bagi para pejabat publik, terutama saat menghadapi pertanyaan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Sikap kepala desa dalam insiden ini diharapkan dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan komunikasi dan transparansi di masa mendatang.
Jembatan gantung memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, terutama di daerah-daerah yang terisolasi atau memiliki akses yang terbatas. Namun, jika pemerintah setempat tidak kunjung mencari solusi untuk membangun atau memperbaiki jembatan gantung, maka masyarakat akan terus mengalami kesulitan.
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah ini:
Tindakan Masyarakat
1. Mengajukan petisi kepada pemerintah setempat untuk meminta perhatian dan tindakan.
2. Mengadakan pertemuan dengan pemerintah setempat untuk membahas masalah dan mencari solusi.
3. Mencari dukungan dari organisasi masyarakat sipil atau lembaga swadaya masyarakat.
4. Menggalang dana untuk membiayai pembangunan jembatan gantung secara swadaya.
Tindakan Pemerintah
1. Mengalokasikan anggaran untuk membangun atau memperbaiki jembatan gantung.
2. Mengidentifikasi lokasi-lokasi yang membutuhkan jembatan gantung dan memprioritaskan pembangunannya.
3. Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, seperti dinas pekerjaan umum atau badan penanggulangan bencana, untuk memastikan pembangunan jembatan gantung yang efektif dan efisien.
Manfaat
1. Meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas-fasilitas penting, seperti sekolah, rumah sakit, dan pasar.
2. Meningkatkan keselamatan masyarakat dengan mengurangi risiko kecelakaan dan bencana.
3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memfasilitasi mobilitas dan akses ke sumber daya.
(Hkz)