News

Warga Adat Geruduk Balaikota, Tolak Jalan yang Rusak Cagar Budaya

Spread the love

 

Bogor, Puluhan budayawan dan tokoh adat Sunda yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pelestari Pakuan Pajajaran (FKPP) menggelar aksi dan audiensi dengan Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, di Balaikota Bogor, Kamis ( 9/10/2025 ).

Mereka menolak pembangunan jalan alternatif yang dinilai berpotensi merusak kawasan cagar budaya Kabuyutan Pakuan Pajajaran, termasuk area Bank Mandiri dan Sumur Tujuh (Tampian Pancuran Tujuh) yang dianggap sakral dan bersejarah bagi masyarakat Sunda.

Sekretaris FKPP, R. Gugum Gumelar, menegaskan bahwa kedatangan para budayawan bukan untuk menghambat pembangunan, melainkan untuk mengingatkan pemerintah agar tidak mengorbankan nilai sejarah dan spiritual tanah leluhur Sunda.
“ Kami tidak menolak kemajuan, tapi jangan korbankan warisan karuhun. Pakuan Pajajaran adalah napas sejarah Sunda, bukan sekadar tanah biasa,” ujar Gugum dengan nada tegas.

Dalam audiensi tersebut hadir Kadis Disparbud Kota Bogor, Kadis PUPR, Kabag Hukum, perwakilan LSM budaya, dan komunitas seni. Kadis Disparbud menegaskan bahwa pihaknya menghargai aspirasi para budayawan, dan setiap kebijakan terkait situs budaya akan dikaji secara mendalam agar tidak menimbulkan konflik dan kehilangan nilai sejarah.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan bahwa pemerintah kota akan menampung seluruh aspirasi masyarakat adat dan meninjau ulang rencana pembangunan di kawasan yang berpotensi mengganggu situs cagar budaya. “Kami akan pelajari dan tinjau kembali. Pemerintah tidak ingin kebijakan pembangunan justru melukai nilai budaya dan sejarah daerah,” ujarnya.

Audiensi berlangsung kondusif hingga pukul 15.30 WIB. Setelah pertemuan, para peserta FKPP melanjutkan kegiatan doa bersama di situs Sumur Tujuh sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur dan komitmen menjaga nilai budaya Sunda di Kota Bogor.

Baca Juga :  Mahasiswa Demo PN Bengkalis, Kecewa Putusan Bebas Kasus Ilegal Fishing

Ref : *Surya*