Tolak Ukur Dalam Memilih Pemimpin Daerah, Renungan Diri Buat Penguasa, GSVL Sosok Humanis
Busernusantara.com, Kekuasaan sifatnya temporer dan atau sementara, tidak absolut. Seiring waktu berjalan, yang tengah berkuasa kelak nanti akan lengser, sebuah proses alami yang akan dialami oleh setiap pemimpin, tidak ada satu pun di planet bumi ini ada dalam keabadian.
Sementara kekuasan menjadi tonggak atau momentum untuk berbuat baik bagi rakyat, bukannya menimbun harta kekayaan dari perolehan yg tidak halal misalnya, korupsi dari proyek-proyek bancakan atau proyek siluman alias proyek “tak bertuan, hanya mengennyangkan perut sendiri dan kelompoknya.
Sementara nasib rakyat dikesampingkan, diabaikan dan dilupakan, tidak peduli dengan penderitaan rakyatnya. Pada hakekatnya, di pundak seorang pemimpin terletak tanggungjawab mengangkat derajat dan taraf hidup rakyatnya agar terlepas dari belenggu kemiskinan.
Saya teringat dengan mantan Walikota Manado, pria yg akrab disapa GSVL, disebut orang sebagai sosok pemimpin yang memiliki jiwa humanis, peduli dengan rakyatnya lewat program kerakyatan yang menyentuh langsung pada kebutuhan hakiki warganya.
GSVL meluncurkan program jaminan kesehatan buat kelompok rentan alias tidak mampu, lansia, ibu hamil, dana duka, tanpa melihat si kaya dan si miskin atau strata sosial dan atau latar belakang seseorang, semua memperoleh hak yang sama, mengapa ?
Itu karena Vicky Lumentut menyadari sepenuhnya bahwa semua rakyat kota manado punya kontribusi terhadap PAD, termasuk insentive hamba Tuhan, yg menurut Andre Angouw, Walikota Manado, program mantan Walikota Manado Vicky Lumentut, tidak tepat sasaran.
Ucapan seorang AA merupakan cerminan atau gambaran dari sosok pemimpin yang diduga tidak peduli dengan masaalah kemanusian (humanis) kalaupun ada sentuhan lebih bernuansa nepotisme dan diskriminatif.
Menjadi seorang pemimpin daerah harusnya tidak lupa diri akan tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang berbau kemanusiaan seperti kemiskinan, pengangguran termasuk kemiskinan ekstrim yang berada dalam angka 27% dari populasi keseluruhan penduduk kota manado, tertinggi se-Sulut.
Kekuasaan tak selamanya berada dalam genggaman, seiring waktu dia akan pergi, hanya perbuatan baiklah seorang mantan pemimpin akan terus dikenang sebaliknya, seorang pemimpin daerah yg tidak mau tau dengan rakyatnya maka dia akan dijauhi dan tidak akan pernah dikenang.
Perbuatan baik kepada seseorang jangan diingat-lagi, lupakan saja, tapi perbuatan baik seseorang kepada diri kita harus tetap diingat dan dikenang sepanjang hidup, itulah sekilas perenungan buat pemimpin yang lagi berkuasa.
Maka tak salah lagi dengan sederet kalimat bijak,”gajah mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama” selagi masih bernafas, jadilah pribadi yang sadar bahwa uang, harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang sesungguhnya sebahagian adalah hak kaum papah, miskin dan terpinggirkan. (John-Sulut)